Rabu, 20 Mei 2015

Uji Biuret pada sampel pupuk NPK, Urea, dan ZA.

LAPORAN LENGKAP
Nama                      : Sayyidul Ayyam .
Nis                          : 124886
Kelas                       : III B
Kelompok               : B.2.3
Tanggal                     : 23 April 2015
Judul Penetapan      : Uji Biuret pada sampel pupuk NPK, Urea, dan ZA.
Tujuan                      : Untuk mengetahui adanya kandungan protein dalam pupuk.                        
                                 Dasar Prinsip       : Dua molekul Urea pada suhu tinggi bergabung atau berpolimerisasi membentuk senyawa biuret . Keberadaannya dapat diketahui dari rekasi biuret dengan garam tembaga kompleks membentuk komleks yang bewarna lembayung.
Reaksi                        
                                    Reaksi : 2CO(NH2)2  NH2CONHCONH2 + NH3
CuSO4 + 2NaOH. . Cu(OH)2 + Na2SO4
2NH2CONHCONH2 + Cu(OH)2                              [Cu(NH2CONHCONH2)2] (OH)2
La           
La  :
  Landasan Teori :
Uji Biuret

Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi.

Adanya dua molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut yang akan bereaksi dengan reagen biuret menghasilkan perubahan warna. Reaksi positif uji biuret ditunjukkan dengan munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin panjang ikatan peptida (banyak asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna ungu, semakin pendek ikatan peptida (sedikit asam amino yang berikatan) akan memunculkan warna merah muda. 
PUPUK UREA
          Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalam pertaniansebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
         Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
        Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.

PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan pada tanah alkalin. Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat), pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian. Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.


Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium.[1] Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan.

Fungsi setiap komponen

Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
  • N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun[2]
  • P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
  • K – kalium: membantu pembungaan dan pembuaha
Alat Dan Bahan             :
Alat :
  •  Tabung Reaksi 
  •  Pipet Skala
  •  Pipet tetes
Bahan            :
  • Aquadest 
  • Pupuk NPK, Urea, ZA 
  • CuSO4 1% 
  • Etanol 
  • NaOH 30%

Cara Kerja                     :
1. Contoh pupuk dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Dilarutkan dengan aquades.
3. Di tambahkan 1 ml etanol, 1 ml CuSO4 1%, dan 1 ml NaOH 30%.
4. Di amati warna yang terbentuk.

Pengamatan                :
Pupuk NPK                 : ( -  )
Pupuk Urea                : ( -  )
Pupuk ZA                    : ( -  )


Kesimpulan                 :
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan pH pada pupuk NPK = ( - ) tidak mengandung protein, pupuk TSP = ( - ) tidak mengandung protein, ,dan pH pupuk ZA = ( - ) tidak mengandung protein.








Daftar pustaka                       :

http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk NPK



Penentuan Kadar Air Dalam Sampel Pupuk ZA , TSP Dan NPK

LAPORAN LENGKAP
 

Nama                      : Sayyidul Ayyam .
Nis                          : 124886
Kelas                      : III B
Kelompok              : B.2.3
Tanggal                  : 23 April 2015
Judul                      : Penentuan Kadar Air Dalam Sampel Pupuk  ZA , TSP Dan NPK
Tujuan                    : Untuk menentukan kadar asam bebas dalam sampel pupuk ZA.
Dasar Prinsip                    : Sampel dipanaskan secara langsung di dalam oven pada suhu 105oC  bobot yang hilang selama pemanasan merupakan jumlah air yang terkandung dalam pupuk

Landasan Teori         :

Metode Analisa Kadar Air

Metode Pengeringan (Oven)
Metode oven biasa/ pengeringan yang digunakan merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi.
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah.

Kelemahannya antara lain:
a.       Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
b.      Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
c.       Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.

 PUPUK
    Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.

       Pengertian pupuk urea merupakan pupuk berbahan kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan salah satu zat hara yang dibutuhkan tanaman.Bentuk dari Pupuk urea butir-butir kristal berwarna putih. Rumus kimia Pupuk urea yaitu: NH2 CONH2 merupakan pupuk yang mudah dilarut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.

       Pupuk urea dan za sekilas memang sama akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang sangat jelas. Jika anda sebagai petani kawakan/ berpengalaman pasti sudah terbiasa membedakan kedua pupuk tersebut. Tetapi jika anda bukan petani atau sebagai petani yang baru pasti akan kesulitan membedakan kedua pupuk tersebut. Oleh karena itu maspary akan mencoba membandingkan perbedaan antara pupuk urea dan pupuk ZA.

Berikut tabel perbedaan antara pupuk urea dan pupuk ZA : 

PUPUK UREA
PUPUK ZA
A. Spesifikasi
1. Kadar air maksimal 0,50%
2. Kadar Biuret maksimal 1%
3. Kadar Nitrogen minimal 46%
4. Bentuk butiran tidak berdebu
5. Warna putih
6. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
A. Spesifikasi
1. Nitrogen minimal 20,8%
2. belerang minimal 23,8%
3. Kadar air maksimal 1%
4. kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
5. Bentuk Kristal
6. Warna putih
7. Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg
B. Sifat Pupuk Urea
1. Higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Manfaat unsur hara Nitrogen yang dikandung pupuk Urea
4. Membuat bagian tanaman lebih hijau dan segar
5. Mempercepat pertumbuhan
6. Menambah kandungan protein hasil panen
B. Sifat dan keunggulan pupuk ZA
1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
4. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
5. Dapat dicampur dengan pupuk lain
6. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
7. Meningkatkan produksi dan kualitas panen
8. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
9. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
C. Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen pada tanaman
1. Seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan
2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
3. Daun tua berwarna kekuningan. Pada tanaman padi dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
4. Pertumbuhan buah tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya
5. Jika dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke bagian atas tanaman.
C. Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman
1. Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif
2. Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman
3. Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit
4. Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah

 PUPUK UREA
            Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalam pertaniansebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
         
        Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.

PUPUK NPK
PUPUK NPK LEBIH PRAKTIS DAN EFEKTIF UNTUK TANAMAN
Pupuk NPK memang praktis. Hanya dengan sekali memupuk, tanaman mendapatkan tiga unsur hara sekaligus. Pupuk majemuk ini ternyata juga lebih menguntungkan ketimbang memakai campuran urea, TSP, dan KCl.
Membuat pupuk majemuk sendiri dengan mencampur urea, TSP, dan KCl lebih ekonomis ketimbang membeli pupuk majemuk yang sudah jadi, seperti NPK misalnya. Hal ini tidak salah. Namun demikian, bukan berarti mencampur pupuk sendiri lebih menguntungkan daripada menggunakan NPK.

Kandungan & Manfaat Pupuk NPK
 Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk dengan kandungan unsur hara yang lengkap. Beberapa Unsur hara yang terkandung dalam pupuk NPK adalah sebagai berikut : Unsur hara Makro Nitrogen Nitrogen keberadaannya mutlak ada untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman menyerap N :
- Sebagian besar dalam bentuk ion NO3- dan NH4+
- Sedikit Urea melalui daun
- Sedikit asam amino larut dalam air

Tanaman mengandung cukup N akan menunjukkan warna daun hijau tua yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila tanaman kekurangan atau defisiensi N maka daun akan menguning (klorosis) karena kukarangan klorofil. Pertumbuhan tanaman lambat, lemah dan tanaman menjadi kerdil juga bisa disebabkan oleh kekurangan N. Tanaman cepat masak bisa disebabkan oleh kekurangan N. Defisiensi N juga dapat meningkatkan kadar air biji dan menurunkan produksi dan kualitas.

            Kelebihan N akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan memperpendek masa generatif, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas produksi tanaman. Tanaman yang kelebihan N menunjukkan warna hijau gelap sukulen, yang menyebabkan tanaman peka terhadap hama, penyakit dan mudah roboh. Apabila N tersedia didalam tanah hanya atau sebagian besar dalam bentuk amonium, dapat menyebabkan keracunan pada tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan vascular pecah dan berakibat pada terhambatnya serapan air.
Semua atau sebagian besar pupuk N komersiil mempunyai kelarutan tinggi jika diberikan ke dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N dari bahan organik baik pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, akan melepas N jika telah didekomposisikan. Semua bentuk N di dalam tanah akan dikonversikan atau dioksidasi menjadi NO3-, yang selanjutnya menjadi subjek reaksi/proses denitrifikasi, erosi, dan pencucian. Sehingga bentuk NO3- di dalam tanah sangat tidak stabil. Penggunaan pupuk nitrogen dalam tanah sebagian besar akan berpengaruhpada penurunan pH tanah. Hal ini disebabkan bahwa perubahan bentuk NH4+ menjadi NO3- akan melepas H+ sehingga akan menurunkan pH tanah. Selain itu NO3- merupakan faktor utama yang berhubungan dengan pencucian ion-ion basa seperti Ca+2, Mg+2, dan K+. Ion nitrat dan basa-basa tersebut tercuci secara bersama-sama yang akhirnya meninggalkan tapak-tapak pertukaran di dalam tanah yang bermuatan negatif. Selanjutnya tapak-tapak petukaran tersebut diganti H+ yang dapat menyebabkan penurunan pH tanah. Pengaruh kemasaman dan kebasahan beberapa pupuk sumber N yang dapat menurunkan pH tanah, diukur berdasarkan jumlah CaCO3 murni (Kg CaCO3. Kg N-1) yang dibutuhkan untuk mengebalikan pH tanah sebelum terjadi perubahan pH.
P (Fosfor) Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsinya dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting forfor di dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K yaitu sekitar 0,1 hingga 0,2%. Di Indonesia pupuk P sangat bermasalah, karena selain efisiensi pemupukan P rendah juga tambang P di Indonesia jarang, beragam dan berkadar rendah. Hal ini mengakibatkan untuk mencukupi kebutuhan P harus import. Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-). Sejumlah kecil diserap dalam bentuk ion ortofosfat sekunder (HPO4-2). pH tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perbandingan serapan ion-ion tersebut, yaitu makin masam H2PO4- makin besar sehingga makin banyak yang diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4-2.
Fosfor didalam tanaman mempunyai fungsi sangat penting yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam pembentukan biji. P juga sangat penting dalam transfer sifat-sifat menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas hasil panen. Gejala pertama tanaman yang kekurangan P adalah tanaman menjadi kerdil. Bentuk daun tidak normal dan apabila defisiensi akut maka ada bagian-bagian daun, buah dan batang yang mati. Defisiensi P juga dapat menyebabkan penundaan kemasakan, juga pengisian biji berkurang. Sebagian besar tanaman dapat mengambil (merecovery) P yang diberikan dari pupuk sebesar 10 hingga 30% dari total P yang diberikan selama tahun pertama pemberian. Besarnya kemampuan tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : sumber P, tipe tanah, tanaman, metode aplikasi dan musim. Akan tetapi banyak residu P dari pemupukan menjadi lebih tersedia setelah penanaman berikutnya. Macam-macam pupuk P yang umum digunakan petani adalah sebagai berikut :
-         Normal atau single superphosphate (NSP atau SSP), dibuat dengan mencampurkan dengan 60 – 70% asam sulfat. Mengandung sekitar 20% P2O5 dan 12%S
-          Concentrated superphosphate (CSP) atau Triple superphosphate (TSP) dihasilkan dari batuan fosfat dengan asam fosfat dan mengandung 46% P2O5
-          Ammonium ortophosphate (AOP), dihasilkan dari pemberian ammonium pada asam fosfat. Monoammonium orthophosphate, MAP, 10 – 12% N dan 48 – 55% P2O5. Diammonium orthophosphate, DAP, 18 – 46 – 0 dibuat dengan mengendalikan jumlah amoniak yang direaksikan dengan asam fosfate.
-         Ammonium poliphosphate (APP). Pembuatan asam fosfate secara termal akan menghasilkan unsur P melalui proses reduksi batuan fosfat di dalam electric arc furnace. Selanjutnya elemen P dioksidasi menjadi P2O5 yang selanjutnya direaksikan dengan air akan membentuk asam fosfate. Kalium didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7 – 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman.
Kalium sangat vital dalam proses fotosintesis. Apabila K defisiensi maka proses fotosintesis akan turun, akan tetapi respirasi tanaman akan meningkat. Kejadian ini akan menyebabkan banyak karbohidrat yang ada dalam jaringan tanaman tersebut digunakan untuk mendapatkan energi untuk aktivitas-aktivitasnya sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman akan berkurang yang akhirnya pembentukan dan produksi tanaman berkurang. Fungsi kalium yang lain adalah :
-         Esensiil dalam sintesis protein
-         Penting dalam pemecahan karbohidrat, proses pemberian energi bagi tanaman.
-         Membantu dalam kesetimbangan ion dalam tanaman.
-         Penting dalam translokasi logam-logam berat seperti Fe.
-         Membantu tanaman mengatasi gangguan penyakit
-         Penting dalam pembentukan buah
-         Meningkatkan daya tahan tanamanterhadap iklim tidak menguntungkan
-         Terlibat aktif dalam lebih dari 60 sistem enzim yang mengatur reaksi-reaksi kecepatan pertumbuhan tanaman.
    Fungsi penting K dalam pertumbuhan tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air. proses membuka dan menutup pori-pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat disekitar stoma. Kadar K tidak cukup (defisien) dapat menyebabkan stomata membuka hanya sebagian dan menjadi lebih lambat dalam penutupan. Gejala kekurangan K ditunjukkan dengan : tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, bercak-bercak nekrotik berwarna coklat pada daun-daun dan batang yang tua. Sumber pupuk K utama diantaranya :

-         Klium Klorida (KCl) atau Muriate of Potash, mengandung 60 – 62% K2O dan larut air. Grade pupuk KCl tersedia dalam 5 ukuran : larut berwarna putih, standart khusus, standart, kasar dan granular.
-         Kalium Sulfat (K2SO4) atau Sulphate of Potash (SOP), mengandung 50% K2O dan 18%S, serta Cl dibawah 2,5% sehingga cocok digunakan pada tanaman yang sensitive terhadap Cl seperti buah-buahan dan tembakau.
-          Kalium-magnesium Sulfat (K2SO4.2MgSO4) disebut juga ”Sul-po-mag” dan ”K-mag”, mengandung 22% K2O, 11% Mg dan 22%S.
-         Kalium Nitrat (KNO3), mengandung 44% K2O dan 13% N.

Alat dan Bahan         :
Alat :

  • Neraca Digital
  • Petri disk
  • Spatula
  • Gegep
  • Oven
  • eksikator
  • Kasa asbes




Bahan :

  • Pupuk ZA
  • Pupuk Urea
  • Pupuk NPK


Cara kerja :

1.     Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 
2.     Dipanaskan petri disk dalam over selama +/- 1 jam 
3.     Dimasukkan dalam eksikator 
4.     Ditimbang bobot kosong wadah
5.     Ditimbang sampel pupuk sebanyak 3 gram di dalam petri disk
6.     Dimasukkan kembali dalam oven selama +/- 2 jam
7.     Dimasukkan dalam eksikator
8.     Ditimbang


Pengamatan :
NPK
Bobot petridisk kosong (a)                                            = 39.9730 g
Bobot sampel (b)                                                         = 1.0106 g
Bobot Petridisk + sampel setelah dikeringkan    (c)          = 39.4125 g
TSP
Bobot petridisk kosong (a)                                            = 35.4521 g
Bobot sampel (b)                                                         = 1.0494 g
Bobot Petridisk + sampel setelah dikeringkan    (c)         = 36.4601 g
ZA
Bobot petridisk kosong (a)                                            = 13.5478 g
Bobot sampel (b)                                                         = 1.0202 g
Bobot Petridisk + sampel setelah dikeringkan    (c)= 14.4731 g
Perhitungan :
%air pupuk ZA = ( A – C)  x 100%
                                      B
                             = (14,568-14,4731) g  x100%
                                         1,0202 g
                             = 9,30 %
%air pupuk TSP = ( A – C)  x 100%
                                        B
                             = (40,0836-39,4125) g  x100%
                                         1,0106 g
                             = 66,41 %
%air pupuk NPK = ( A – C)  x 100%
                                        B
                             = (36,5015-36,4601) g  x100%
                                         1,0494 g
                             = 3,95 %




Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar air pada pupuk ZA = 9,30 %
NPK = 66,41% dan pupuk TSP = 3,95%





Daftar pustaka                        :